Bekerja di perusahaan perminyakan dan gas memang cukup membanggakan. Banyak orang beranggapan semakin tinggi pohon maka akan semakin rindang. Padahal sama saja disemua kantor, diskriminasi, like or dislike sangat kental. Belum lagi masalah nepotisme.
Terutama untuk para wanita. Memang benar bila wanita keluar rumah bisa menimbulkan fitnah. Bila di kantor ada wanita cantik dan sexy serta dekat dengan para pria di kantor kemudian dia mendapat posisi bagus dan gaji bagus di kantor, bisa di pastikan banyak gosip berkembang apalagi kalo wanita itu ternyata low-educated atau kurang pintar.
Dikantor saya ada seorang wanita yang piawai dalam ber make up, wah layaknya artis atau peragawati yang mau pentas.
Wanita muda lulusan D1 komunikasi ini yang semula melamar sebagai sekretaris, kemudian menjadi pemeran tunggal departemen baru di kantor, dan kemudian melancong ke kantor pusat di Eropa untuk training. Dia pun special sebagai guide untuk menemani CEO pusat bila berkunjung ke yard.
Ada teman bilang bila kamu tidak pintar maka baiklah kamu kepada orang maka kamu akan selamat. Semua orang pada intinya bisa mengerjakan suatu bidang namun kesempatan atau opportunity yang jarang bisa orang dapatkan. Setelah kesempatan didapat maka berlaku alah bisa karena biasa. Titel engineer dan specialist pun bisa di dapat dari kantor bukan dari sekolah.
Sekarang ini perempuan bisa lebih maju dari pria tapi tetap saja pada dasarnya pria adalah pemimpin wanita. Karena wanita adalah tulang rusuk yang bengkok dia butuh petunjuk, advice, perhatian dan kasih sayang untuk merawat rusuk yang bengkok agar tidak patah.